Jumat, 15 Mei 2015

Tren Jaringan Bisnis Gadungan Mengancam Indonesia

Tren Jaringan Bisnis Gadungan Mengancam Indonesia

Dian (23) yang berprofesi sebagai karyawan suatu perusahaan di Semarang, tertegun dengan tawaran bisnis di hadapannya. Bersama sekitar 45 orang lainnya yang memenuhi sebuah ruang pertemuan di sebuah hotel, ia terpesona dengan sang pembicara yang menjelaskan tentang betapa besarnya potensi bisnis toko online, media sosial, riset, aneka virtual products dan sebagainya yang sekaligus merupakan inti bisnis Qbule yang sedang dipresentasikan.


Menariknya, usaha tersebut membuka kesempatan kepada setiap orang, termasuk Dian dan para hadirin untuk menjadi member sekaligus distributor dan akan ikut mendapatkan untung dari setiap orang yang mereka ajak ke bisnis tersebut. Ketika topik berpindah ke soal ajak-mengajak, Dian segera tersadar, ini bisnis tipuan. Sudah banyak korban yang telah berjatuhan dan ia tidak mau tercatat sebagai korban berikutnya.
Katanya perusahaan hebat, kok masih cari modal dengan meminta kita jadi anggota. Uang yang disetor ga kecil lho…paling sedikit Rp2,5 juta sampai puluhan juta. Lagipula, kalau dia perusahaan pemasaran dengan social-media marketing yang baik, mengapa memasarkan produknya pakai model MLM. Kan dia dah bisa pasarin sendiri,” sergah Dian yang bergegas meninggalkan pertemuan.
Lain lagi pendapat Hendro yang baru saja mengikuti presentasi bisnis sejenis dengan nama berbeda di Medan. 
Selama presentasi mereka banyakan berbicara tentang orang lain. Tentang Facebook, tentang Youtube, tentang negara-negara besar. Lha, tentang usaha sendiri Anda apa? Lalu saya coba buka-buka website mereka, lha online shop-nya malah kosong melompong. Ini kan hanya modus doang untuk tampil mentereng dan menipu masyarakat,” paparnya kesal.

Hanyalah Money Game

Meningkatnya penggunaan internet di kalangan masyarakat yang tidak disertai dengan pendidikan memadai dari pemerintah, memang merupakan ancaman tersendiri bagi ekonomi masyarakat. Aneka jenis bisnis ini silih berganti bermunculan dengan aneka kemasan dan tampilan untuk mengelabui masyarakat, seolah mereka adalah bisnis legal nan menguntungkan.
Penjahat seperti itu tak pernah menetap dalam sebuah alamat web atau uniform recource locator (URL). Tak sampai sebulan, identitas dan URL-nya sudah berganti. Kalau tidak, pasti mudah ditangkap,” papar Maman Suharman (34), praktisi TI, di Jakarta Selatan (Kompas). 
Karenanya saat bisnis tak lagi menguntungkan, mereka mudah menghilang, meninggalkan para korbannya yang terlambat menyadari kebodohan sendiri. Masih ingat Ad Surf Daily, Just Been Paid, JSS Tripler, ProfitClicking, Zeek Rewards, TVI Express dan lain-lain yang akhirnya berguguran bukan?
Tampilan website-nya keren, presentasinya menarik, produknya canggih tapi saya tidak tertarik. Kalau dicermati, produk-produk tersebut banyak kok yang tersedia gratis. Sederhananya, masa jualan facebook atau skype, itu kan barang gratisan. Mereka hanya menginginkan uang Anda supaya bonus para upline cair. Kalau tidak ada yang mendaftar, mereka juga gak akan dapat duit. Ini kan money game doang, bukan bisnis beneran,” jelas Rita, pengusaha muda yang diajak mengikuti presentasi bisnis sebuah MLM dari Amerika.
Minggu lalu saya diajak teman menghadiri makan malam bisnis. Ternyata yang dipromosikan Indexgb (index golden bird) yang katanya berasal dari Singapura. Intinya kita diminta ikut menyetor duit agar dapat keuntungan 5% per bulan. Wah ini bukan bisnis. Pertama, saya tidak tahu benar tidaknya status bisnis tersebut, karena mereka membual tentang bisnis yang tidak saya lihat. Saya tidak ada akses ke sana. Kedua, kalau memang bonafid, mengapa cari investor kayak jualan obat. Ketiga, saya dan orang lain mungkin bisa dapat untung beberapa bulan, tetapi suatu waktu usaha setor-setor duit seperti ini suatu saat pasti kolaps. Saya tidak mau dimaki orang yang nanti ajak,” lanjut Rita sambil menerangkan bahwa usaha-usaha money game seperti ini sangat marak di Indonesia.

Untungnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah jauh-jauh hari memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai 80 perusahaan investasi gadungan, termasuk IndexGb. Sebagaimana dilansir Kontan, Sardjito, Ketua Satgas Waspada Investasi OJK, Index Golden Bird sama sekali tidak memperoleh izin investasi dari OJK selaku pemegang otoritas pengawasan investasi dan pasar modal Indonesia. Ia pun menegaskan bahwa bisnis IndexGB di Singapura, China dan Malaysia hanyalah kedok semata untuk menjerat korban.

Bisnis sejenis tak hanya di dunia online, tetapi juga muncul dalam versi offline dengan aneka modus. Mulai dari usaha catering, bisnis pengadaan, perkebunan, sampai koperasi gadungan. Bagaimanapun dikemas, bisnis-bisnis tipuan tetaplah memiliki kesamaan, baik modern maupun yang disajikan tradisional. Semuanya memiliki modus yang sama: bisnis gadungan alias abal-abal tetapi dibungkus rapi, terlihat bonafid untuk memancing uang para korban. Ujung-ujungnya hanyalah money game. Masih ingat tipuan koperasi Langit Biru milik Haji Jaya Komara dari Tangerang atau PT Gradasi Anak Negeri (PT GAN) dengan modus bisnis pengalengan ikannya?

Atau CV Panen Mas yang katanya punya bisnis peternakan, tetapi belakangan ketahuan sebagai bisnis penipuan? Ligwina Hananto, seorang financial planner ternama, disebut-sebut disejumlah berita terkait kasus ini. Artinya, penipuan bisa menimpa siapa saja, juga bisa berasal dari orang yang kita percayai sekalipun.

Menganalisa Suatu Tawaran Bisnis

Rinto (32) dari Makassar punya trik sendiri untuk menghindari bisnis kibul-kibulan ini. 
Kalau saya lebih memilih bisnis yang jelas-jelas saja. Kalaupun ditawari, biasanya saya selidiki siapa pemiliknya. Cek “Contact Us” di website, atau kalau offline, saya cari informasi mendalam. Dari situ bisa kelihatan. Perusahaan yang benar pasti punya alamat yang jelas, nomor telepon yang bisa dikontak setiap saat. Kalau mau jujur, kebanyakan tawaran bisnis online dari luar negeri saat ini hanyalah akal-akalan saja. Mungkin karena orang kita tidak terlalu paham bahasa Inggris kali ya, jadi mudah dimanfaatkan oleh orang lain. Yang lebih parah, agen-agen atau para membernya di Indonesia sangat tega menjerat saudara atau teman sendiri.
Sebelum memutuskan bergabung dengan suatu bisnis, sebagaimana Anda menganalisa peluang bisnis tersebut dengan beberapa pertanyaan sederhananya seperti:

  • Apakah Anda mengerti dan memahami cara kerjanya?
  • Selidiki alamat kantor dan pemilik usaha. Apakah terdapat pihak yang dapat dihubungi dan bertanggung-jawab bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan investasi Anda?
  • Mereka mengatakan memiliki usaha ini itu. Apakah mereka dapat membuktikan usaha tersebut telah berjalan dan menghasilkan? 
  • Mengapa mereka masih mencari dana dari Anda?
  • Jika mereka menawarkan investasi, apakah usaha tersebut memiliki izin yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakkan aktivitas investasi atau menarik dana masyarakat?
  • Jika menjual produk, apakah Anda memerlukan produknya dan memahami cara menggunakannya?
  • Apakah Anda bisa memasarkannya dan membuat orang lain tertarik membelinya?
  • Bagaimana dengan kelayakan harga dan manfaatnya?

Jika Anda tidak yakin akan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda kemungkinan hanya akan sibuk merekrut orang untuk memasuki suatu bisnis gadungan tanpa memahami potensi bahayanya. Jika memungkinkan, cari berita atau ulasan tentang usaha tersebut di internet. Meminta masukan dari teman atau keluarga bisa juga dipertimbangkan.

Mulailah berhati-hati jika ada indikasi, kata-kata, atau janji:

  • Penghasilan tetap setiap hari (minggu, bulan…dst),
  • Kerja mudah cukup dari rumah,
  • Penghasilan tanpa harus rekrut member (downline),
  • Memberi janji-janji penghasilan menggiurkan.

Rakyat Indonesia tidak pantas terus dibohongi oleh serbuan aneka bisnis gadungan. Jika Anda bingung menentukan pilihan investasi, mengapa tidak mulai mempelajari beberapa pilihan-pilihan investasi yang baik? Ingat: selalu gunakan analisa dan nurani Anda. Selamat berinvestasi cerdas. sumber: howmoneyindonesia.com

2 komentar:

  1. Buat temen2 di Medan dan sekitar nya yang berminat dengan bisnis ini atau yg butuh penjelasan lebih lanjut bisa hubungin saya di ...
    Hp / Wa : 0853 12345 123
    Pin bb : 539504e7

    BalasHapus
  2. Untuk pendaftaran wilayah tangerang dan dki jakarta hubungi Mawardi 3HP/WA 083808459260 PIN BBM 577FF915 tim kami solid siap support dan bantu pengembangan bisnisnya...

    BalasHapus